JPSPU Bab 6

 Translator: Nadnad

Editor: Nox




Setibanya di mansion Rodenherg, Madenna para pelayan agar Farren segera dibersihkan dan diobati.

Dia akan memanggil dokter untuk merawatnya.

Madenna sedang meminum tehnya di kamar, ketika Farren keluar dari kamar mandi. Tubuhnya kecil nampak kurus dan penuh memar.

"Kamu masih memiliki beberapa memar parah. Aku telah memanggil dokter agar kamu segera diobati. Apakah lukanya sangat menyakitkan?"

"Oh, tidak. Tidak terlalu sakit."

"Baiklah, istirahatlah terlebih dahulu saat ini sampai luka-lukamu sembuh."

Farren bertanya dengan ragu, "Apa yang akan terjadi pada anak-anak di panti asuhan?"

"Aku meminta kepala pelayan untuk mengajukan keluhan kepada pihak yang berwenang, jadi kita akan ada dalam proses penyitaan dan pencarian. Aku akan meminta agar anak-anak di panti asuhan dikirimkan ke tempat lain agar mereka tidak mendapat perlakuan buruk. Keluargaku akan membantu mereka dalam proses itu."

"Saya mengerti, terima kasih atas bantuan anda...."

Farren menghela nafas dengan lega.

Anak-anak di panti asuhan tidak membela dia saat ia dituduh, meskipun demikian, dia tidak menyalahkan dan bahkan peduli pada mereka.

'Betapa baiknya dia, dia benar-benar tidak bersikap seperti tokoh antagonis yang digambarkan dalam novel.'

Seperti yang telah Madenna duga, sepertinya peran Suzanne dan Farren di dunia ini telah tertukar.

"Apa kamu begitu lega? Kamu telah menderita di panti asuhan. Aku hampir saja tertipu oleh anak yang bernama Suzanne. Dia berkata bahwa kamu telah mengganggunya, apakah itu salah satu dari kebohongannya?"

"Iya, tapi Suzanne... dia sedikit manja. Anak-anak yang lain mudah terbawa oleh kata-katanya, karena itu saya tidak membencinya."

"Hmm."

"Ah, lebih dari itu..." dia berkata sambil menggenggamkan kedua tangannya.

Farren berdiri dari tempat duduknya dan membungkuk dengan sopan.

"Saya belum mengucapkan terima kasih dengan benar sebelumnya. Terima kasih, nyonya."

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku, ini adalah kesepakatan yang menguntungkan bagi saya juga."

"Benarkah demikian?"

"Iya, benar."

Madenna meletakkan cangkir tehnya dan menatap Farren.

Sebelum kembali ke masa lalu, dia telah memilih untuk menerima Suzanne dengan sepenuh hatinya. Dia bahkan menganggapnya sebagai keluarga.

Pada awalnya, keinginannya hanya satu, dia hanya ingin bertahan hidup. Tapi seiring waktu berjalan... sikap Suzanne meluluhkan resolusinya.

Tapi kasih sayangnya malah dikembalikan dengan penghianatan. Sejak saat itu Madenna merasa bahwa tidak ada orang di dunia ini yang dapat dia percaya lagi.

Saat dia memutuskan untuk mensponsori Farren, dia telah beresolusi untuk memiliki hubungan sebatas bisnis.

Seperti hubungan mutualisme yang tidak terpengaruh dengan emosi. Madenna berniat untuk menjaga hubungan mereka profesional.

Sebuah hubungan ideal baginya.

"Dunia sedang berubah dengan cepat sekarang. Cepat atau lambat, aku yakin era dimana penyihir mendominasi akan datang. Itu alasan aku mensponsori dirimu, seorang penyihir. Aku akan berinvestasi padamu dan mengasah kemampuan sihirmu agar kamu bisa membantuku di masa depan. Itu kesepakatannya."

"Apa akan dapat saya lakukan bagi anda?"

"Jika sesuatu yang berbahaya terjadi padaku, tolong lindungi aku. Saat kamu dewasa, kamu dapat membantu usaha keluarga kami."

Itu apa yang dia katakan, tapi Madenna tahu bahwa setelah insiden itu, para penyihir membuat aliansi dengan niat untuk menghancurkan kekaisaran.

Di novel asli, Suzannelah yang menggulingkan kekaisaran dan menjadi ratu yang baru. Namun, Madenna, tentu saja, tidak berniat untuk membiarkan Suzanne mendapatkan apa yang diinginkannya.

...jika saingan Suzanne, Farren, yang menjadi kaisar, ceritanya akan berubah.

Jika kekaisaran digulingkan, kaum bangsawan yang ada akan runtuh dan kekayaan miliknya akan hilang.

Tapi jika kaisar yang baru adalah Farren.

'Aku rasa dia akan mengingat janjinya dan memberikanku tempat di kekaisaran yang baru.'

Itu adalah rencana Madenna.

Farren mengedipkan matanya seolah-olah dia terkejut.

"Wow, hanya itu saja...? Anda bahkan telah menyelamatkan nyawa saya."

"Yah, kamu benar. Itu bukanlah kesepakatan yang adil jika pihak lain memiliki terlalu banyak keuntungan. Oleh karena itulah, kita akan membuat kontrak. Aku berpikir untuk menandatangani perjanjian darah ketika semua lukamu sembuh."

"Sebuah perjanjian darah?" Farren bertanya dengan bingung. 

Kata itu terdengar asing di telinganya.

"Iya, itu adalah kontrak yang dibuat dengan mencampurkan darah penandatangan kontrak. Jika salah satu pihak melanggar ketentuan kontrak, pihak yang lain akan memiliki hak untuk mengambil mereka."

"......"

"Apa kamu takut?"

"Tidak, tidak masalah jika nyonya menginginkannya. Saya tidak akan melanggar perjanjian."

"Baiklah, kalau begitu. Akan memakan beberapa waktu bagiku menyiapkan kontraknya, jadi kamu harus menunggu beberapa saat. Pertama, buatlah dirimu nyaman, anggap saja tempat ini seperti rumahmu sendiri. Kamu dapat berbicara pada pelayan yang sedang bertugas jika terdapat masalah apapun atau jika kamu menginginkan sesuatu."

"Apakah anda... akan tinggal di bersama dengan saya di mansion ini?

Anak didik dapat tinggal di mansion utama, tetapi dalam kebanyakan kasus, para bangsawan hanya mengirimkan uang dan tidak terpisah dengan mereka.

"Apakah kamu merasa tidak nyaman? Kalau begitu kamu ingin pindah kemana?"

"Tidak, tidak sama sekali! Saya merasa nyaman!"

" Senang dapat tinggal denganmu."

"Um, iya.”

Karena Madenna mensponsori dan menyelamatkan Farren dari masalah, Madenna tampaknya sudah meninggalkan kesan yang baik dalam hati Farren.

'...Yah, aku hanya perlu lebih berhati-hati di masa depan. Kuyakin dia akan segera kehilangan minat padaku.'

Farren tersenyum dengan matanya lalu memberikan pandangan yang sedikit pahit.

"Ini seperti mimpi. Saya merasa bahwa keberadaan saya disini merupakan impian belaka."

"Apa maksudmu?"

"Ah... beberapa waktu yang lalu. Anda bilang akan memanggil penyihir saat Suzanne menuduhku. Tapi jika anda melakukan hal tersebut, Suzanne pasti sudah menghapus ingatan benda tersebut sebelum mereka datang."

"Oh..."

"Ketika saya meminta ijin untuk melakukan sihir proyeksi, saya sangat berterima kasih karena anda mengabulkan permintaan saya."

Madenna mengingat kembali situasi saat itu. Jika dipikir-pikir Suzanne terlihat sangat tenang ketika Madenna mengatakan bahwa dia akan membawa seorang penyihir untuk menginvestigasi kasus pencurian itu.

Sepertinya keberaniannya didasari dari rasa percaya diri bahwa dia pasti dapat menutupi kebohongannya dengan sihir.

Namun, kejadian yang terjadi setelah dia kembali terasa sedikit berbeda dengan masa lalu.

Dalam kehidupannya yang lalu, saat dia membawa Suzanne dari panti asuhan, Suzanne sama sekali tidak dapat menggunakan sihir.

"Kamu dan Suzanne masih sangat muda, tapi kalian berdua pandai dalam sihir. Aku rasa bukan panti asuhan yang mengajarimu."

"Ah, Itu..." Farren berusaha menjelaskan.

"Saya diberitahu untuk merahasiakannya oleh direktur... Setiap satu sampai dua bulan sekali ada seorang penyihir yang datang ke panti asuhan kami. Setiap kali dia datang, dia akan mengajari kami sihir. Dia bahkan memberi saya buku sihir."

"Apa....?"

Novel yang dibacanya tidak pernah mengatakan semua ini, Madenna juga tidak tahu menahu akan hal ini di kehidupan sebelumnya.

Suzanne mungkin menyembunyikan fakta ini, tapi walaupun begitu, masih terdapat beberapa hal tidak masuk akal.

"Penyihirnya yang mengunjungi kalian, tampangnya seperti apa?"

"Saya tidak tahu, dia menutupi wajahnya dengan jubah hitam setiap kami bertemu. Dia bahkan tidak pernah memberitahu namanya pada saya."

"Jadi seperti itu...."

Situasi seperti ini tidak pernah disebutkan di novel aslinya, dan ingatan miliknya mengenai alur cerita juga tidak sempurna.

Ada kemungkinan bahwa dia adalah seseorang yang berpengaruh dalam novel yang Madenna telah lupakan.

'Pertama-tama, aku harus melakukan investigasi. Aku harus mengumpulkan beberapa petunjuk mengenai identitasnya.'

"Saya minta maaf apabila saya terdengar lancang, tapi apa anda membencinya karena dia seorang penyihir?"

"Oh, tidak. Bukan seperti itu, aku hanya merasa dia mencurigakan."

"Dia merupakan kakak yang baik bagi yatim piatu seperti kami. Tapi jika anda tidak suka padanya, saya akan memberitahu dia bahwa saya tidak akan menemuinya lagi."

"Baiklah..."

Madenna menjadi gelisah. Ada terlalu banyak hal yang berbeda dari alur cerita asli. Pertama, perilaku Suzanne berbeda dari kehidupan sebelumnya dan sekarang muncul seorang penyihir misterius yang tak dapat Madenna ingat.

'Bagaimana caranya aku mencerna semua informasi ini?'

Dia mengenang kembali ingatannya menjelang eksekusi matinya. Dia duduk diatas panggung eksekusi, terbaring di bawah guillotine. Hatinya penuh dengan penyesalan akan keputusannya di masa lalu. Baru sekarang dia menyadari bahwa waktu yang dia miliki merupakan sesuatu yang berharga dan tak dapat tergantikan.

"Aku harap kita dapat menjalin hubungan yang baik, Farren."

Madenna mengulurkan tangan kepada Farren dan menjabat tangan anak itu.

Dia menggenggam tangan anak itu ke dalam jabatan tangan yang tegas. 

Farren pun menjawabnya dengan penuh tekad, "Iya, nyonya. Saya akan memastikan agar saya tidak menjadi beban bagi nyonya."

Dengan demikian, hubungan antara sang patron dan anak didiknya terbentuk.

 

***


Hari berikutnya...

Malam telah tiba ketika Madenna tiba-tiba mendengar suara angin menghantam jendelanya.

Dia berdiri dan menyeret kakinya untuk membuka jendela kamarnya.

Madenna mundur dari jendela ketika sebuah bayangan berjubah hitam mendarat di dalam kamarnya, tanpa meninggalkan suara dari jejak kakinya.

"Lama tidak berjumpa, nona kecil."

"Sudah lama memang. Jangan basa-basi, aku akan langsung berbicara ke intinya," jawab Madenna sambil mengalihkan pandangannya ke pemuda yang berdiri di depannya.

Matanya yang berwarna coklat serasi dengan rambutnya yang berwarna biru hijau gelap. Bintik-bintik di mukanya ikut bergerak setiap kali dia menyeringai, memberikan Madenna senyumannya yang jahil. Mata kanannya ditutupi oleh kain hitam dan memberikan kesan yang mengerikan kepada orang yang bertatapan muka dengannya.

Pemuda ini merupakan kepala organisasi 'Stained Ravens'.

Tidak ada yang mengetahui umur maupun nama aslinya. Tidak dapat ditemukan sedikitpun terkait informasi pribadinya. Dia biasa memperkenalkan dirinya kepada orang-orang sebagai "Jack."

‘Banyak orang disini yang tidak dapat dipercaya, sedangkan situasi sudah sangat genting. Aku tidak memiliki pilihan lain selain meminta bantuannya.'

Count Rodenherg merupakan klien yang biasanya meminta informasi terkait dengan bisnis perusahaan lain. Kepala rumah Rodenherg biasanya berusaha untuk meminimalisir kontaknya dengan organisasi ini, dia hanya akan menghubungi mereka jika dia sudah tidak memiliki pilihan lain.

Jack dan organisasinya adalah orang-orang yang dapat membuka pintu baru bagi mereka yang telah mencapai jalan buntu.

Organisasi itu akan melakukan apapun demi uang.

Tentu saja, 'apapun' termasuk tindakan kriminal.

Dalam cerita aslinya, Jack digambarkan sebagai orang yang hanya bekerja bagi uang. Dia bukan sekutu maupun musuh Suzanne.

Tingkah laku dan gerak-geriknya masih sama seperti apa yang dijumpai Madenna di kehidupan sebelumnya.

Tapi Madenna tidak tertipu dengan penampilannya, dia tahu bahwa Jack adalah seseorang yang cerdik dan licik.

"Jadi, nyonya. Kenapa anda memanggil saya malam ini? Jika anda memerlukan seseorang untuk bermain bersama, maka saya takut organisasi kami tidak dapat melayani anda."

"Aku tidak memanggilmu untuk mengobrol. Aku di sini untuk membuat sebuah permintaan. Aku ingin kamu mengawasi seorang gadis. Pastikan kamu mengawasinya dengan ketat."

Mata Jack berubah ketika ia mendengar permintaan Madenna yang aneh.

Dia bertanya, menyipitkan matanya.

"Siapa target ini?"

"Seorang gadis berusia 12 tahun bernama Suzanne, seorang anak dari panti asuhan."

"Hmmm."

Jack menepuk dagunya, lalu bertanya, "Apakah ada kemungkinan permintaan ini termasuk 'membunuh' targetnya?"

Madenna mengambil nafas yang dalam dan lalu mengeluarkannya dengan perlahan.

"...pada suatu saat, ya."

"Hahaha!"

Suara tawa terhibur Jack terdengar dari dalam kamar Madenna.

Comments

Popular Posts