JPSPU Bab 16

 

Translator : nadnad
Editor : Nox






Beberapa hari kemudian, seperti yang sudah dijanjikan, Madenna bersiap-siap untuk pergi keluar.

"Apakah kami mengeluarkan pakaian anda sekarang, nona?"

"Iya, sekarang."

Para pelayan langsung mendandani Madenna.

Pakaian yang dipilih bukan pakaian high-end yang biasa Madenna pakai. Bahkan, desainnya sederhana, berfungsi sebagai pakain santai, atau sesuatu yang biasanya dikenakan oleh rakyat biasa atau bangsawan miskin.

Kainnya merupakan campuran dari cottonwood murah, yang memberikan tekstur kasar. Terlihat sangat tidak nyaman untuk dipakai.

Meskipun pilihan pakaian Madenna yang unik membuat para pelayan kebingungan, mereka tetap membantunya berpakaian dengan patuh.

Tidak seperti gaun couture, yang memiliki desain rumit dan memakan banyak waktu untuk dikenakan, pakaian sederhana sangat mudah untuk dikenakan.

"Bagaimana dengan rambut anda, nona?"

"Aku tidak memerlukan hiasan rambut, ikat seadanya saja. Buatlah agar tidak terasa berlebihan. "

"Baik, nona."

Di kehidupan Madenna sebelumnya, ini merupakan mode yang dia sukai, dan agak sedikit aneh, jika dibandingkan dengan kultur milik kekaisaran. Kebanyakan orang akan menghiasi rambut mereka.

Bahkan para pelayan menyisir rambut Madenna dengan wajah yang bingung.

'Memang seharusnya terlihat natural daripada cantik.'

Hari ini, Madenna akan pergi ke distrik rakyat biasa.

Jika dia berdandan seperti biasanya dan mengunjungi tempat seperti itu, sudah pasti Madenna akan mendapatkan perhatian yang tidak diinginkan.

Itulah mengapa, Madenna memilih pakaian yang dia kenakan dengan hati-hati, untuk menciptakan rasa kecocokan, dan mudah kelihatan…

'Akhir-akhir ini aku banyak memakai pakaian dengan warna cerah karena Farren, jadi sudah lama sejak aku memakai pakaian gelap seperti ini.'

Pakaian yang Madenna kenakan hari ini adalah gaun warna coklat.

Rambutnya yang indah ditutupi dengan syal murahan sebagai sentuhan akhir.

Sekilas, penampilan Madenna mirip dengan rakyat biasa.

"Okay, aku rasa ini cukup. Sulit bagi kalian untuk mendekorasi berbeda dari biasanya."

Madenna memuji para pelayan dan memberikan perhiasan yang tidak ia pakai kepada mereka.

Ekspresi para pelayan, yang khawatir tentang hasil akhirnya, berubah ceria.

Ailee, seorang pelayan yang dekat dengan Madenna, mengucapkan rasa terima kasih semua pelayan kepada Madenna.

"Terima kasih atas kemurahan hati anda. Di masa depan jika nona memerlukan sesuatu serahkan saja pada kami."

Saat Madenna memandang Ailee, dia bisa merasakan adanya gumpalan pada tenggorokannya.

Sebelum dia kembali ke masa lalu, ailee diusir karena dituduh mencuri oleh Suzanne.

Madenna tetap merinding setiap kali dia mengingat semua yang peduli padanya diasingkan satu per satu.

"Iya, aku rasa aku akan membutuhkan pakaian yang sama di masa depan. Tolong rawat aku dengan baik."

"Tentu saja! Meskipun, sedikit mengecewakan kami tidak bisa mendandani nona."

"Maaf?"

Madenna memiringkan kepalanya dengan bingung karena para pelayan di belakangnya mengangguk setuju.

"Iya! Aku memiliki banyak teman yang bekerja pada keluarga bangsawan lainnya. Mereka bilang semua orang iri dengan kecantikan nona Rodenherg. Merupakan kebanggaan bagi kami untuk mendandani wanita cantik seperti nona."

"Itu benar. Banyak rumor tentang nona, meskipun anda belum debut. Yang menekankan tentang kecantikan nona."

"...kalian hanya memujiku karena beberapa permata."

"Kami tulus, nona."

"Baiklah, baiklah."

Saat mereka sedang berbicara dengan santai, kepala pelayan memanggil dari luar.

Mengingatkan bahwa sudah waktunya untuk pergi dengan Farren.

"Aku akan kembali."

"Iya, nona! Tapi anda akan pergi kemana, berpakain seperti itu?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Ailee, Madenna hanya memberikan senyuman lembut dan mengedipkan matanya.

"Kami hanya mencari beberapa tempat memancing."

***

Farren, yang sedang menunggu di aula, juga mengenakan pakaian sederhana mirip dengan punya Madenna.

Dibandingkan dengan saat dia di panti asuhan, dia terlihat jauh lebih bersih, namun dia masih tampak relatif lusuh untuk seorang bangsawan.

'Tentu saja, fokusnya harus ditempatkan di wajah sebelum ke pakaian.'

Segera setelah Farren melihat Madenna di tangga, dia langsung menghampiri Madenna sama seperti seekor anjing yang telah menemukan pemiliknya.

"Selamat pagi, Countess."

"Iya, selamat pagi. Ngomong-ngomong...akan lebih baik jika kamu mengenakan topi, Farren."

"Topi?"

"Iya, wajahmu terlalu menonjol. Tidak cocok untuk destinasi kita."

Farren meletakkan tangannya di dagunya saat dia berkedip.

"Jika seperti itu, aku rasa Countess jauh lebih noticeable dariku."

"Aku? Pakaianmu terlihat sangat ketat."

"Kamu terlalu cantik. Perhatian semua orang akan tertuju pada wajahmu."

Madenna terkesima dengan pujian Farren.

'Anak ini benar-benar…'

"...kenapa kamu begitu berlebihan? Aku bahkan belum memberimu hadiah apapun."

"Apa yang kamu maksud dengan hadiah?"

"Aku memberikan beberapa perhiasan kepada pelayan yang membantuku berdandan sebagai hadiah, dan mereka mulai menyanjung diriku, sama sepertimu. Aku menghargai kecantikanku, tapi pujiannya terlalu berlebihan."

"Aku tidak menyanjungmu, aku hanya mengatakan yang sebenarnya, sama seperti apa yang dilakukan para pelayan."

Farren menggenggam tangan Madenna sebelum mengantarnya kembali ke lantai dua.

"Aku akan memakai topi, tapi kamu harus menutupi wajahmu juga."

"Iya, iya. Kurasa lebih baik kita lebih berhati-hati."

Madenna akhirnya diseret ke atas lagi karena permintaan Farren.

***

Tempat tujuan mereka adalah kota Koris. Yang terletak di samping ibukota.

Kereta kuda mereka berhenti tepat di depan gerbang kota. Madenna dan Farren keluar dari kereta kuda dan berjalan menuju destinasi mereka.

"Apakah sein, orang yang Madenna mau rekrut ada di sini?"

"Tidak, dia tidak ada di sini sekarang."

"Jadi, kenapa kamu datang jauh-jauh ke pinggiran kota hari ini?"

"Aku punya sesuatu yang harus kuperiksa sebelum menemui dia."

Kota Koris makmur karena dekat dengan ibukota, dan kotanya cukup besar.

Dari kejauhan, cerobong asap, menara jam, dan sebuah benteng terlihat di bagian tengah kota, berdiri sebagai warisan masa lalu.

"Apakah kamu tahu industri pokok disini?"

"Aku dengar Koris dikembangkan untuk membantu jaringan distribusi milik ibukota yang rumit, sehingga perdagangan dan bisnis bisa merata."

"Iya, kamu benar. Sebagai kota yang fokus pada distribusi, Koris memiliki distrik gudang yang terpisah."

Segera setelah Madenna memasuki kota, dia berjalan menuju destinasinya tanpa ragu-ragu.

Itu adalah distrik gudang yang dibangun di pinggiran kota.

"Bahkan Sein, pemuda yang mau kita temui, mempunyai gudangnya sendiri di kota ini."

"Kalau begitu, dia pasti seorang pengusaha."

"Iya, dia adalah pemilik toko."

Gudang-gudang berjejeran di jalan raya yang luas, sehingga memudahkan jalan masuknya kereta kuda.

"Mari kita lihat, kita harus memeriksa 179 dan 180."

Keduanya bergerak melalui angka yang tertulis di pintu masuk gudang.

Tidak seperti gudang lainnya, yang ramai dengan orang dan barang, atmosfer di kedua gudang ini jauh lebih tenang.

"...apakah kamu mau masuk ke dalam?"

Farren menatap Madenna dengan wajah tegang.

"Haha. Kamu mau menggunakan sihir untuk memaksa masuk?"

"Aku akan melakukan apapun yang dibutuhkan Madenna."

"Terima kasih atas tawarannya, tapi kita tidak perlu melakukan itu. Sebaliknya, apa kamu bisa melakukan sihir proyeksi? Tunjukkan padaku bagian dalam gudang 179 dan 180. Aku ingin memeriksa apa yang tersimpan di dalamnya."

"Baiklah, aku akan melakukan seperti yang kamu minta."

Cahaya biru berputar di tangan Farren saat dia membentuknya, menciptakan sebuah bulatan.

Dan di dalam bulatan cahaya itu, ombak kecil terlihat di permukaan sebelum akhirnya menunjukkan gambar yang jelas.

"Ini adalah gudang 179."

Gudang yang gelap itu kosong. Setelah itu, Farren memastikan bahwa tidak ada barang di gudang 180.

"...Aha. Jadi seperti itu."

Ada beberapa gudang milik Sein di kota-kota lainnya, tapi sepertinya mereka tidak memeriksa lebih lanjut.

"Tidak ada hal lain yang bisa kita lihat di sini. Ayo kita kembali."

"Iya, nona."

Farren menggenggam tangan Madenna setelah menghilangkan bola cahaya.

"Gudang-gudang itu milik Sein, bukan?"

"Iya, benar."

"Apa yang salah dengan memiliki beberapa gudang kosong?"

"Bukan masalah besar untuk membiarkan gudangnya tidak aktif."

Terus-terang, akan ideal untuk terus-menerus mengedarkan barang dengan gudang, menjaganya tetap sibuk, tapi bahkan gudang milik Rodenherg tidak selalu penuh.

"...tapi bagaimana jika aku sudah mengklaim bahwa di dalam gudangku ada banyak tumpukan barang? Maka, bukankah akan menjadi sebuah masalah?"

"Ah…"

Madenna terus memantau pergerakan Sein melalui Stained Ravens.

Bisnis milik Sein sudah berkembang dalam skala yang cukup besar, dan baru-baru ini dia diberitahu bahwa Sein mencoba untuk menjual tokonya dengan harga yang tinggi.

Meskipun tidak ada masalah jika dilihat dari luar, Madenna menemukan suatu kejanggalan ketika dia memeriksa laporan keuangan pedagang tersebut.

Informasinya palsu.

Pedagang itu menjual barang-barang yang tidak nyata, menyamarkannya di buku akuntansinya, dan melalui itu meledakkan nilai bisnis.

'Merupakan tindak pidana pemalsuan akuntansi di Korea, tapi sayangnya, di kekaisaran Alleo belum banyak hukum tentang kejahatan ekonomi.'

Madenna menjadi curiga dan memeriksa keganjilan pada pernyataan itu, dia mendatangi gudangnya, akhirnya mengkonfirmasi intuisinya.

Perusahaanya menjanjikan madu kepada pembelinya, yang mengerumuninya seperti lebah. Setelah terjual dengan harga mahal, sang pembeli akan mengetahui bahwa itu adalah tipuan, tapi uang mereka sudah menghilang bersama Sein, dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

'Tapi kita tidak bisa membiarkan Sein menghilang seperti ini.'

Madenna tahu dari novelnya bahwa Sein berperan penting di awal, tapi setelah itu, dia bersembunyi selama hampir satu dekade. Namun, sebuah tragedi terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun itu, dan tragedi itulah yang menuntun Sein pada kehancurannya.

Tentu saja, Madenna tidak memiliki tujuan untuk membiarkan hal-hal terjadi sama seperti cerita aslinya.

Madenna tersenyum. Bakat Sein mirip dengan ibunya, seorang tokoh ekonomi, yang membuat Madenna ingin merekrutnya.

"Dengan umpan milik kita, sekarang kita bisa menunggu untuk ikan besar."

Sekarang adalah waktu untuk menemui Sein.

Comments

Popular Posts