JPSPU Bab 14

 

Translator : nadnad
Editor : Nox






Setibanya di mansion, Madenna langsung menghapus riasan wajahnya dan berganti ke pakaian yang lebih nyaman.

Dia akhirnya lega, karena masalah yang paling dikhawatirkannya sudah terselesaikan.

'Sekarang, aku bisa memulai mendidik Farren dan mempersiapkannya untuk masa depan.'

Tiba-tiba, sebuah ketukan terdengar dari jendela miliknya. Ketukan itu disengaja, seolah-olah orang yang mengetuk ingin mengganggu istirahatnya.

Mendengar ketukan cepat pada jendelanya, hanya satu orang yang terlintas dipikiran Madenna.

Madenna berdiri dengan malas.

"Jangan bilang…"

Senyuman seseorang terlihat di belakang tirai yang berkibar, memastikan kecurigaan Madenna.

Madenna menarik nafas sedalam-dalamnya sebelum dia membuka jendelanya.

Setelah mengambil langkah ke belakang, sebuah bayangan masuk ke dalam ruangan.

Jack, ketua dari Stained Ravens, menyapa Madenna dengan ceria.

"Selamat sore, nona kecil Rodenherg."

"...apa yang sedang kamu lakukan di siang bolong begini?"

"Anda tenang saja, tidak ada yang melihat saya. Ada sesuatu yang sangat mendesak, itulah mengapa saya datang kesini."

'Mendesak hingga dia datang kesini dengan sendirinya?'

"..."

Jantung Madenna mulai berdetak kencang.

Jika Jack telah datang ke rumahnya tanpa adanya pemberitahuan, itu pasti bukan kabar baik.

Namun, Madenna tetap tenang. Dia berbicara dengan acuh.

"Cukup basa-basinya dan katakan padaku apa yang sedang terjadi."

"Iya, iya. Tentang target, uh, sesuatu yang merepotkan telah terjadi. Seseorang menawarkan sponsor kepadanya."

"...seseorang mau mensponsori Suzanne, yang merupakan seorang penyihir?"

"Iya, ada orang aneh sama seperti anda."

"Siapa nama orang yang menawarkan sponsornya?"

"Count Cavan Tassio. Anda merupakan kenalan miliknya, bukan?"

"..."

Madenna menahan sebuah geraman.

'...inilah alasan mengapa aku mengalami mimpi buruk hari ini.'

Madenna tidak memikirkan kemungkinan bahwa Suzanne bisa mendapatkan sponsor dari orang lain.

'Tapi dari banyaknya kemungkinan yang ada, untuk Count Tassio yang mensponsorinya.'

Itu merupakan salah satu dari kemungkinan terburuk yang ada.

Madenna telah berharap bahwa meskipun Suzanne disponsori atau diadopsi, dia tidak akan tumbuh menjadi seorang penyihir.

Madenna bahkan berpikir bahwa ada kemungkinan besar Suzanne memilih jalan yang berbeda.

Suzanne memiliki sifat yang egois, dan kemampuan sihir tidak dihargai di Kekaisaran Alleo.

Bahkan sebelum Madenna kembali ke masa lalu, Suzanne hanya belajar sihir di bawah perintah dari Madenna, tapi identitasnya sebagai penyihir tidak pernah diketahui, karena itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.

Tanpa didikan dari Madenna, Suzanne mungkin hanya akan menjadi bunga sosial tanpa kemampuan sihir apapun, atau dia bahkan akan mengabdikan dirinya ke dalam bidang akademis untuk mendapatkan pujian.

Namun, sekarang, sangat jelas bagi Madenna alasan mengapa Count Tassio memilih Suzanne.

Dia sudah dihina oleh Madenna, yang telah mensponsori seorang penyihir.

Terlebih lagi, surat kabar baru-baru ini menuliskan prestasi dari penyihir milik keluarga Rodenherg. Pasti baginya terasa seolah-olah Madenna menggosokkan garam ke lukanya.

Sudah jelas. Count Tassio dengan sengaja memilih Suzanne, yang merupakan seorang penyihir, sebagai cara untuk menyaingi dirinya.

Madenna merasakan sakit kepala akan mendatanginya.

Fakta bahwa Cavan adalah seorang bangsawan kaya yang tidak memiliki kecerdasan meningkatkan rasa khawatir Madenna. Dia adalah mangsa yang sempurna untuk Suzanne.

'Haruskah aku mensponsori Suzanne dan mengontrol dia? Tapi….'

Madenna tidak mau menginvestasikan sepeserpun uang kepada orang yang licik dan manipulatif.

Jika itu memungkinkan, Madenna mau memutuskan segala hubungan dengan panti asuhan itu, mudah-mudahan tidak melihat gadis itu lagi seumur hidupnya.

"Apakah Countess kecil sedang memiliki masalah?"

Jack bertanya dengan santai, ekspresinya yang ceria tidak pernah berubah.

Madenna mengusap dahinya saat menyadari dia sedang mengerutkan dahinya.

"Mengetahui situasinya lebih awal sangat membantu. Terima kasih atas laporanmu yang cepat."

"Tidak perlu. Ini hanya cara bagi kami untuk membuktikan kemampuan kami kepada klien."

"..."

"Apa yang akan anda lakukan? Kami tidak ingin membuat masalah dengan anak yang disponsori oleh Count."

"Aku tahu. Aku tidak punya niat untuk meminta hal seperti itu."

Kekhawatiran Madenna mengenai kontrak darah baru saja terselesaikan, namun ada masalah lain yang muncul.

Sangat memungkinkan bagi Suzanne untuk menjadi penghalang untuk dirinya dan Farren di masa depan.

Seorang Count yang bermasalah juga menginginkannya.

'Pertama-tama, aku harus menenangkan diri. Tidak apa-apa. Aku memiliki Farren disisiku, seseorang yang tidak akan menghianatiku.'

Madenna berusaha untuk mengontrol kegelisahan miliknya.

Memori tentang guillotine dingin yang jatuh di lehernya menjadi lebih jelas dan badannya merinding saat dia berusaha menenangkan diri.

'Bukannya aku bersumpah kepada diriku sendiri bahwa aku tidak akan hidup menjadi orang yang tidak berdaya dan bodoh lagi? Aku telah berubah. Aku telah datang sejauh ini.'

"Aku ingin kamu untuk mengawasi targetnya. Aku akan meminta secara terpisah untuk komisi individual lainnya."

"Kami berterima kasih karena anda memakai jasa kami. Saya harap sore hari anda menyenangkan."

Jack berjalan keluar dari kamarnya dan menghilang dari pandangannya secepat angin.

Setelah dia pergi, Madenna mencuci wajahnya seraya dia mengesampingkan masalah yang sedang timbul.

Dia bangkit dari tempat duduknya.

Setelah mendengar kabar buruk tersebut, Madenna merindukan wajah Farren.

***


"Farren, apakah kamu di dalam?"

Saat dia mengetuk pintu kediaman Farren, suara langkah yang tergesa-gesa terdengar dari dalam, diikuti dengan afirmasi kecil.

Pintunya terbuka dan Madenna masuk ke dalam.

Saat memasuki kediaman tersebut, anak laki-laki itu menyapa Madenna. Nafasnya tersengal-sengal, dan dadanya naik turun.

Bagian timur dari kediaman tersebut memiliki ukuran yang sama seperti sebuah mansion, jadi akan membutuhkan cukup banyak waktu untuk sampai ke pintu depan dari ruangan yang paling dalam.

Sepertinya Farren tergesa-gesa supaya tidak membuatnya menunggu terlalu lama.

"Maaf, apakah saya membuat anda menunggu?"

"Tidak, tidak sama sekali. Ini bukanlah masalah yang mendesak, jadi kamu tidak perlu berlari seperti itu untuk menyapa diriku."

"Tetap saja…"

Saat Madenna masuk, tangan Farren secara alami menggandeng tangan Madenna.

"Apa yang terjadi? Oh, yang lebih penting, apakah anda sudah mengobati jari anda?"

"Uh...iya, sepertinya hal itu sudah terselip dari pikiranku."

Setelah peristiwa yang tidak terduga, Madenna sudah melupakan tentang jarinya yang terluka.

"Itu hanyalah goresan kecil, tidak mengganggu diriku."

"Anda tidak bisa melakukan hal itu! Anda harus segera mengobatinya."

"Aku tidak apa-apa…"

"Tidak," kata Farren dengan tegas saat dia mengambil perban dan salep.

Madenna tidak bisa menolak perkataannya yang tegas, dan dia tanpa sadar membiarkan Farren mengobati luka miliknya.

Farren dengan lembut mengoleskan salep pada lukanya, memotong perban, dan membalutnya.

Sedangkan Farren, dia sudah mengobati lukanya. Jari kelingking miliknya sudah dibalut dengan perban.

"Kamu mahir dalam mengobati luka."

"Saya sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini."

"..."

Sudah cukup lama semenjak kepergian Farren dari panti asuhan. Madenna sudah terbiasa dengan wajahnya yang bersih dan tanpa luka.

Namun, Madenna masih mengingat bahwa saat dia pertama kali bertemu dengan Farren, wajahnya dipenuhi dengan bekas luka dan memar. Gambaran yang menyedihkan itu masih segar dalam benak Madenna.

Dan gadis yang menyebabkan hal tersebut sudah mulai bergerak.

"Tidak akan ada yang menyakitimu lagi."

"Itu tidak masalah. Bagus jika saya tidak perlu melalui hal itu lagi, namun jika sesuatu terjadi pada anda, saya akan melindungi anda meskipun saya harus terluka."

"..."

Sang countess tidak berpikir bahwa Farren rela mengorbankan dirinya sendiri untuknya.

Madenna memilih untuk mensponsori Farren karena keegoisan dan perhitungannya.

Madenna merasa bersalah telah menganggap dirinya sebagai patron saat dihadapkan dengan ketulusan Farren.

"...apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu, sebagai patron milikmu? Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, tidak peduli harganya."

Farren tertawa kecil atas pertanyaan Madenna sebelum dia memikirkannya.

"Kalau begitu, apakah saya dapat meminta satu hal?"

"Ada apa?"

"Apakah mungkin bagi saya untuk memanggil anda dengan sebutan yang berbeda?"

"Berbeda?"

"Saya ingin memanggil anda dengan nama anda."

Itu adalah permintaan yang cukup sederhana. Madenna bertanya-tanya apakah permintaan kecil ini sudah cukup.

Dari permintaanya, Madenna bisa merasakan keinginan tulus Farren untuk menjadi keluarga.

'Dia berbeda dari Suzanne. Sekarang kita sudah menandatangani kontraknya… aku tidak perlu berhati-hati terhadap Farren,' Madenna meyakinkan dirinya sendiri seraya dia mengangguk dalam hati.

"Mungkin sulit di depan banyak orang, tapi kamu bisa memanggilku 'kakak' saat kita sedang berdua", saran Madenna, yang tanpa diduga ditolak oleh Farren.

"Tidak, saya tidak mau menjadi adik anda."

"Jadi…"

Madenna sedikit kecewa dengan sikap Farren yang tegas.

Sepertinya dia adalah satu-satunya yang menganggap Farren sebagai adiknya.

Ini mengingatkan Madenna kembali akan Suzanne. Apakah sama dengan Farren?

Meskipun Farren penuh dengan kasih sayang terhadapnya.

"Bolehkan saya memanggil anda Nona Madenna?"

Di kekaisaran Alleo, 'nona' dianggap sebagai panggilan formal, dan tidak terlalu nyaman.

"Kamu bisa memanggilku Madenna," Madenna menyarankan, karena teman dekat bisa memanggil seseorang dengan namanya, sekalipun mereka lebih tua.

Farren menggumamkan nama Madenna di mulutnya dengan ragu-ragu, sebelum dia memanggil Madenna dengan hati-hati.

"...baiklah, Madenna."

"Iya, Farren. Tolong jaga aku dengan baik di masa depan."

"Tolong jaga aku juga. Ngomong-ngomong, bukannya kamu bilang bahwa kamu datang karena sebuah urusan?"

"Oh...aku kemari untuk berterima kasih karena kamu sudah menandatangani kontraknya."

"Haha. Iya, sama-sama, dan aku senang bisa melihat Madenna lagi."

Farren melihat ke arahnya sambil menggenggam tangan Madenna.

"Aku akan menjadi penyihir yang sempurna untuk membantumu."

"Terima kasih. Tapi untuk saat ini, aku akan mengajarkan pelajaran lain selain sihir. Apa kamu siap?"

"Tentu saja, aku akan memastikan untuk memenuhi harapanmu."

Tidak ada rasa takut atau khawatir di mata Farren.

Memikirkan bakan yang telah Farren tunjukkan sejauh ini, Madenna yakin dia akan bertumbuh melebihi perkiraannya.

Ini adalah saat bagi Madenna untuk mengambil langkah berikutnya.

'Sebelum Suzanne bergerak, aku harus memotong jalannya.'

Mengingat kembali isi dari novel aslinya, Madenna menetapkan tujuan berikutnya.

Madenna akan membawa masuk aktor pendukung yang telah membantu Suzanne menggulingkan negeri, dan menjadikan mereka sebagai fondasi bagi Farren untuk naik tahta.

Comments

Popular Posts