JPSPU Bab 10

Translator: nadnad
Editor: Nox


 




 

"Tidak peduli apa hasil akhirnya, aku akan tetap bangga padamu."

Meskipun awalnya keputusan Farren mengejutkan Madenna, dia memutuskan untuk mengakhiri kekhawatirannya, mungkin determinasi Farren telah meyakinkannya.

"Aku telah memberikan kepercayaanku kepadamu, jadi mari kita selesaikan tugas yang telah diberikan oleh ibu dan kembali kesini."

“Baik, nona! Oh, jika saya tidak salah, Anda tadi mengatakan bahwa anda lelah. Anda seharusnya kembali ke kamar dan beristirahat."

"...itu hanyalah omong kosong saja - apakah kamu mengingat semua yang aku katakan?"

"Anda menyuruh saya untuk mengingat semua yang anda katakan. Itulah alasan saya mengingat perkataan anda. Saya hanya mematuhi perintah yang anda berikan."

“Terasa sedikit menyeramkan ketika kamu mengatakannya seperti itu. Aku harus memperhatikan apa yang aku katakan mulai sekarang."

"Tidak, tidak perlu! Tolong, jangan ragu untuk mengucapkan apapun di depan saya," Farren menggelengkan kepalanya dengan panik. Dia tampak khawatir Madenna akan berhenti bicara dengannya.

Meskipun Farren sangat pandai dalam beberapa aspek, dalam situasi seperti ini, dia masih sangat naif.

Madenna sadar bahwa dia secara perlahan mulai membuka diri kepada Farren, dan yang mengejutkan baginya adalah dirinya tidak membenci ide itu sama sekali.

 

***

Beberapa hari kemudian, seperti yang Luciola telah rencanakan, Farren dan Madenna berangkat ke Retti Shire.

Barang dagangan mereka dijadwalkan untuk datang beberapa jam setelah kedatangan mereka, sehingga mereka dapat mengunjungi jembatan yang runtuh itu terlebih dulu.

Perjalanan ke Retti Shire menggunakan kereta kuda tanpa berhenti akan memakan waktu selama lima hari.

Itu adalah perIerjalan yang cukup panjang dan lebih nyaman bagi mereka untuk bermalam di desa di dalam perjalanan, namun mereka sedang terburu-buru.

Madenna, yang telah tiba di tempat kejadian, mendesah berat ketika melihat kondisi jembatan yang runtuh.

"Kondisinya lebih buruk dari yang aku prediksikan."

Struktur jembatan hancur total, yang tertinggal hanyalah kerangka jembatan yang rapuh di kedua sisi jembatan.

Bahan-bahan bangunan yang baru tersebar di sekitar jembatan, dan beberapa pekerja terlihat sibuk di sekitar tempat perbaikan.

Namun, air sungai telah naik, sehingga hampir tidak ada kemajuan yang terjadi di tempat rekontruksi jembatan. Kemajuan yang Madenna bisa lihat hanya pada fondasi jembatan saja.

"Saya dengar yang angin topanlah yang meruntuhkan jembatan ini.”

"Ini pasti karena hujan di daerah lokal. Aku dengar kerusakan di dalam kota tidak begitu buruk. Tapi, kalau air sungai tetap naik, akan memakan waktu lama sebelum kaki jembatan dapat diperbaiki…." Madenna mendesah nadanya penuh frustasi.

"Sekarang bukan musim panas atau musim gugur, mengapa bisa datang angin topan pada musim ini.

“Kejadian ini memang janggal, tetapi apa yang dapat kita lakukan. Kerusakan telah terjadi. Apakah kamu bisa memperbaiki jembatannya, Farren?"

"Ya, tak masalah."

Madenna dan Farren, ditemani oleh pelayan mereka, mendekat ke lokasi pembangunan. Diantara pekerja yang sedang sibuk, seseorang bertanya.

"Siapa anda?"

"Seseorang seharusnya sudah mengirimkan telegram untuk memberitahukan kedatangan saya. Saya Madenna Rodenherg."

"Oh! Anda telah tiba," pria itu, sang manajer konstruksi jembatan, menundukkan kepalanya dengan hormat.

Tapi dia merasakan ada yang tidak beres dan segera berkata, "Omong-omong... saya diberitahu bahwa anda akan mengantarkan barang dagangan ke Retta Shire hari ini. Kami akan berusaha untuk bekerja sama sehingga konstruksi tidak akan menghalangi pengiriman milik anda."

"Baiklah, terima kasih."

"Apakah anda mengirimkan barang dagangannya melalui perahu? Kenapa saya tidak melihat orang-orang maupun barangnya?"

"Barangnya akan tiba nanti. Namun, kami tidak akan mengirimkannya melalui perahu."

"Apa? Anda tidak akan membawa barangnya sendiri menyebrangi sungai, bukan? Anda tidak bisa, Nona. Permukaan air sudah tinggi sekali. Bahkan perenang yang baik akan berada dalam bahaya jika mereka mencoba untuk melawan arus sungai."

"Aku tahu, aku tidak akan bertindak gegabah. Sebelum barang-barang datang, tolong bereskan bahan-bahan yang ada di antara jalan dan lintasan sehingga tidak mengganggu kereta kuda saat menyebrang."

“Baiklah, akan segera kami lakukan."

Sang manajer sebenarnya ingin bertanya, 'Apa gunanya membereskan bahan-bahan bangunan jika tidak ada jembatan yang menghubungi sungai itu?' tapi dia menahan keingintahuannya.

Madenna memberikan isyarat kepada para pelayan agar mereka memberikan makanan, minuman keras, dan koin perak kepada manajer konstruksi dan para pekerja.

Segera setelah hadiah tersebut diterima, para pekerja bergerak lebih cepat untuk membereskan daerah itu.

Beberapa waktu kemudian, jalan-jalan telah dibuka, dan mereka berdua berhasil sampai ke ujung jembatan runtuh.

"Tingkat permukaan air cukup tinggi. Berhati-hatilah saat kamu menggunakan sihir, Farren."

"Baik, saya akan berhati-hati. Terima kasih atas perhatian anda, Nona."

Farren tersenyum sembari berlutut. Ketika tangannya menyentuh lantai, cahaya berwarna hijau terpancar dari tangan Farren, mebentuk garis tipis dan panjang.

Cahaya itu memanjang hingga akhirnya mustahil untuk sepenuhnya dicerna oleh mata manusia.

Garis hijau yang pendek itu lambat laun menjadi panjang sampai akhirnya mencapai ujung sungai lainnya. Seolah-olah Farren membuat jembatan baru dari cahaya hijau itu.

Orang-orang yang mengamati dari samping terpana melihat pemandangan itu.

'...sejauh ini rencananya berjalan dengan baik, tapi mulai dari sini hal akan menjadi lebih rumit.’

Garis itu sekarang menjadi jembatan transparan yang terbuat dari cahaya. Namun, jembatan itu sebatas adalah ilusi. Orang-orang tidak bisa berjalan di atasnya karena tidak terbuat dari partikel yang padat.

Meskipun Madenna sudah sudah diberitahu detail rencana Farren, akan tetapi untuk mengubah suatu ilusi menjadi kenyataan terdengar tidak masuk akal.

Menahan keraguannya, Madenna melipat tangannya sembari menunggu sihir Farren berikutnya.

Setelah memastikan bahwa bentuk jembatan sudah mencukupi, Farren berdiri dari tempat duduknya dan menggerakkan jarinya untuk mengirimkan cahaya kuning ke dalam sungai. 

Cahaya kuning yang baru menciptakan struktur berbentuk bulat, seperti tabung yang berfungsi sebagai saluran.

Mirip dengan tabung-tabung yang ditemukan di sistem pengairan dan pembuangan kotoran. Tabung itu menyambungkan jambatan transparan ke sungai.

"...huh."

Farren dengan hati-hati menyelesaikan sihir miliknya dan membentangkan tangannya. Koneksi yang berwarna kuning itu kemudian menarik air sungai dan memompanya menuju ke jembatan transparan yang telah dia selesaikan sebelumnya.

Cahaya pembentuk mula-mula berfungsi sebagai sebuah tangki, dan air sungai mulai mengisinya hingga penuh. Segera setelah itu, air tersebut mulai mengeras dengan sendirinya.

"Oh, ya ampun..."

Madenna tidak bisa percaya bahkan setelah melihat dengan matanya sendiri. Dia tercengang...

Gagasan untuk membangun kerangka yang penuh dengan air dan memadatkannya tampak benar-benar tidak masuk akal.

Arsiteknya sendiri tampak tidak terganggu ketika dia berlari di atas jambatan, tersenyum dengan senang.

Farren berjalan ke tengah-tengah jembatan, dan melambaikan tangannya ke arah Madenna setelah beberapa kali melompat untuk membuktikan bahwa jembatan dapat digunakan.

"...ini tidak hanya memerlukan keterampilan dalam sihir."

Bahkan jika penyihir yang kuat, tidak dapat membuat jembatan hanya menggunakan sihir. Kerena membuat sesuatu ilusi menjadi wujud padat sangatlah menguras tenaga.

Tapi, Farren, menerapkan sihir dengan menjadikannya nyata dari sesuatu yang sudah ada, semuat itu berdasarkan pemahamannya atas hukum alam.

Pengetahuan milik Farren merupakan alasan mengapa dia dapat menciptakan jembatan ini tanpa memakan terlalu banyak mana.

Sihir milik Farren jauh lebih mendetail dan praktis dibandingkan sihir lain yang pernah disaksikan oleh Madenna.

Madenna menyebrangi jembatan. Hatinya berdebar dengan perasaan terkejut dan sukacita.

Farren mendekati Madenna sambil memegang tangan milik Madenna.

"Bagaimana? Apakah saya telah melakukannya dengan baik?"

"Iya, sempurna."

Pipi Farren merona mendengar pujian sang Countess.

Ekspresi miliknya polos dan lugu. Tidak akan ada yang berpikir bahwa dia adalah anak jenius yang telah membangun jembatan itu.

'Pilihanku tidak salah."

Madenna lega dengan keputusannya untuk mensponsori Farren.

"Secara teoritis, jembatan itu tidak akan runtuh meskipun telah dilewati sepuluh gerobak. Saya sudah menghitung kekuatannya berdasarkan berat barang."

"...dimana kamu mempelajari itu?"

"Tidak ada yang mengajari saya hal ini di panti asuahn, tetapi hal tersebut tidak menghentikan saya untuk pergi ke perpustakaan. Jika saya memiliki waktu luang, saya akan membaca beberapa buku dan belajar. Lagipula tidak ada hal lain yang dapat saya llakukan, dan saya juga bosan."

Berdasarkan usia Farren yang muda dan kurangnya pendidikan yang layak, Madenna telah menilai dia sebagai anak yang dewasa dan cerdas, namun Madenna tidak pernah mengira bahwa Farren telah melalui banyak tantangan hanya demi memperoleh ilmu.

"Kamu telah menyelesaikan misi ini dengan sangat baik Farren."

"Jika hal ini untuk membantu nona, maka  waktu yang saya habiskan untuk itu sepadan. Tapi..."

"...?"

Farren berlutut lagi dan mengelap lantai dengan telapak tangannya.

"Saya menemukan sesuatu yang aneh di sisa-sisa kaki jembatan yang patah."

"Apa yang kamu maksud dengan aneh?"

"Um... saya menemukan tanda-tanda sihir."

Jika Farren tidak salah, angin topan yang menyebabkan kehancuran jembatan bisa saja disebabkan oleh sihir.

Madenna mengerutkan kening dan bertanya, "...apakah seorang penyihir yang menghancurkan jembatan ini?"

"Yah, saya tidak yakin. Ini hanya jejak sihir. Sejauh yang saya tahu, akan sulit untuk menghancurkan jembatan yang besar dengan sihir murni saja."

Setelah apa yang telah dilakukan Farren, Madenna tidak meragukan keahliannya dalam sihir lagi.

"Kamu tidak tahu mantra apa yang mereka gunakan?"

"Tidak. Kejadian itu sudah cukup lama, jadi sulit untuk menemukan sihir yang mereka gunakan."

"...apakah mungkin bagi seseorang untuk menggunakan sihir untuk merobohkan jembatan itu?"

Farren bangkit dari posisinya dan berpikir sejenak sebelum dia menjawab dengan hati-hati.

"Untuk saat ini, saya tidak bisa menemukan metode yang masuk akal, tetapi hal itu mungkin dapat dilakukan. Mungkin hal tersebut dapat dilakukan dengan sihir yang belum saya kuasai."

"...aku mengerti. Pertama-tama, mari kita laporkan ini ke balai kota Retti Shire, meskipun aku tidak yakin mereka akan menganggap hal ini dengan serius."

Akan terdengar tidak masuk akal bagi banyak orang bahwa jembatan sebesar itu akan runtuh karena sihir yang penduduk kekaisaran ini sering olok-olok.

Meskipun mereka menyelidiki hal ini sekarang, tidak akan mudah untuk menemukan pelakunya.

Namun, Madenna selalu memperhatikan informasi yang menyimpang dari kehidupan sebelumnya dan novel asli.

Apakah itu detail tidak penting sehingga terlewatkan olehnya di kehidupan sebelumnya? Ataukah hal ini adalah salah satu menyebabkan sesuatu yang buruk di masa depan?

"Apa yang sedang mengusik anda, nona?" tanya anak laki-laki itu. Dia tampaknya mulai dapat membaca perasaan Madenna dari raut wajahnya.

Comments

Popular Posts